Kamis, 14 Februari 2013

Ikut-Ikutan



Pernah ngerasa ada orang lain yang meniru kita ga? Meniru apapun. Ide, cara berpakaian, gaya bicara, gaya berpakaian, gaya duduk, dll. Intinya ikut-ikutan.

Beberapa kali saya merasa agak kurang nyaman karena ada orang lain yang ikut-ikutan. Saya punya ide ini, dia langsung ikutan. Saya lagi seneng membuat itu, dia ikutan juga. Hadeehhh. Kalau diitung-itung sih udah lebih dari tiga kali :p Dia, orang yang baru setahun saya kenal di tempat kerja.

Tidak Nyaman
Ya. Saya merasa tidak nyaman ada yang ikut-ikutan dan selalu berusaha menyamai saya.
“Rok kamu bagus. Aku pengen.”
Besoknya dia nyari rok yang sama seperti milik saya. Untungnya ga nemu yang sama :D

“Kamu sekarang bikin tas, ya? Saya juga mau bikin tas.”
Tuh kan?

“Kamu sekarang bikin kerajinan flannel? Saya juga mau.”
Nah tuh..

“Kamu masukin proposal ke provinsi? Saya juga mau masukin.”
*tepokjidat

Saya tidak nyaman dengan hal itu. Ini itu selalu diikuti. Tidak hanya sekali dua kali tapi hampir selalu.

Adakah teman-teman yang pernah mengalami ini?
I can’t control my emotion.

Butuh Model
Awalnya, saya merasa tidak masalah dengan hal ini. Wajar dan hak dia untuk menjadi seperti apa seperti siapa. Tapiiii… lama-lama ko risih juga ya diikutin mulu? :p

Dan beberapa waktu setelah menekan ketidaknyamanan yang saya rasakan, saya mencoba merenung dan mengambil hikmah. Apakah ada yang aneh dengan saya? Kenapa teman saya itu sering ikut-ikutan?

Seperti halnya menulis, pada awalnya di tahap latihan kita butuh model. Model untuk ditiru, sebelum nantinya kita menemukan karakter dan gaya kita sendiri. Mungkin begitu teman saya. Masih butuh model untuk hal-hal tertentu (tapi kenapa saya dan dalam banyak hal? :p)

Ketidaknyamanan saya muncul mungkin karena saya merasa belum pantas untuk dijadikan model, acuan. Saya merasa masih punya begitu banyak kekurangan.
Ahh…
Saya…
Setidaknya bisa menginspirasi orang lain dalam hal yang sederhana.

#Semangat memperbaiki diri :)