Mengunjungi
Mangunan akan lebih lengkap jika kita menengok salah satu wisata religi :
SUMBER BENGKUNG MANGUNAN. Jadi, jika kamu mengunjungi Yogyakarta untuk alasan
religius, Sumber Bengkung adalah tempat yang sangat tepat untuk dikunjungi.
Sumber
Bengkung Apaan sih?
Yuk,
kita simak sedikit sejarah tentang tempat ini
Asal Mula Terjadi Mata Air dan
Hutan Bengkung
Pada
masa Kerajaan Mataram, Sultan Agung Hanyokro Kusumo mencari lokasi pemakaman untuk
dirinya dan keturunanya yang dinamakan NITIK SITI ARUM, artinya :
NITIK : Mencari
SITI : Tanah
ARUM : Wangi
Jadi,
beliau mencari tanah yang berbau harum, menurut mata hati.
Konon,
siti arum yang dimaksud berasal dari
tanah suci (Arab). Sewaktu Sultan menunaikan ibadah haji dan berziarah ke makam Nabi Muhammad dengan penjaga makam disana, Sultan
berkeinginan dimakamkan di tempat seperti itu, yang tanahnya berbau harum. Kemudian
Sultan di perintahkan untuk mengambil segenggam tanah dari makam Nabi dan
melemparkannya ke tanah Jawa / arah Kerajaan Mataram. Setelah Sultan kembali ke
Kerajaan, beliau melakukan lelono jajah
desa milang kori nitik siti arum.
Kemudian sampailah ke tempat ini. Hutan ini belum
mempunyai nama. Sampai di tempat ini Sultan dan Abdinya merasa haus tapi mereka
tidak menemukan air.
Sultan
pun menancapkan tongkatnya ke dinding
tebing batu ini. Setelah dicabut tongkatnya, keluar mata air dari tebing batu tersebut. Sultan beribadah
dan berdoa di tempat ini minta petunjuk dimana lokasi siti arum yang dicari-carinya itu. Maka tempat ini dijadikan tempat
yang keramat dan sering dijadikan tempat
pertapaan / semedi orang-orang yang mempunyai tujuan tertentu.
Suatu
hari ada pertapa sakti yang semedi
sampai mati di tempat ini. Tubuhnya hangus dan mbekukung. Orang tersebut dinamai Sunan Geseng karena tubuhnya yang
hangus
berwarna hitam dan tempat ini
dinamakan “bengkung” berasal dari tubuh yang mbekukung tadi. Ada kepercayaan barangsiapa yang semedi / bertapa
disini dan berhasil mendapatkan apa yang diharapkan, maka harus membuat
selamatan nasi tumpeng dengan lauk
ingkung.
Setelah
semedi, Sultan Agung mendapatkan
petunjuk dan di atasnya ada burung merak bertengger. Beliau yakin bahwa burung
merak itu adalah suatu petunjuk. Burung merak itu terbang ke arah barat. Sultan
mengikutinya dan menemukan lagi burung merak itu hinggap di bukit sebelah timur
Imogiri. Ternyata benar bahwa tanah yang dilempar dari Arab itu ditemukan di
tempat burung merak hinggap. Kemudian lokasi itu dinamai gumuk (bukit) merah. Lantas,
paman Sultan yang bernama Panembahan Juminah diperintahkan untuk membangun
bukit itu dijadikan tempat perkuburan / makam
untuk keluarga raja Mataram dan air dari tempat ini dialirkan untuk kebutuhan
abdi dalem panjaga makam di Imogiri. Masyarakat meyakini, barang siapa meminum
/ membasuh muka dengan air ini, wajahnya akan berseri-berseri atau awet muda.
Jadi,
yang ingin wajahnya berseri-seri atau awet muda bisa berkunjung ke tempat ini..
:p Untuk sampai di sumber air bengkung ini, kamu akan melewati tangga yang
cukup banyak. Jadi, harus mempersiapkan fisik untuk datang ke tempat ini. Di
tempat ini ada kolam yang digunakan untuk menampung air. Air itu yang bisa kita
ambil untuk membersikan diri (misal: cuci muka). Ada kepuasan tersendiri ketika
kita bisa menaklukkan (baca: melewati) tangga untuk mencapai sumber air. J
Sumber
Bengkung juga belum dikelola secara resmi, jadi belum ada retribusi untuk
pengunjung alias gratis. Silakan segera kunjungi tempat ini ;)
Gimana cara ke Sumber
Bengkung?
Sumber
Bengkung ini masih masuk dalam kawasan Hutan Pinus Mangunan. Jadi, letaknya
tidak begitu jauh dari Hutan Pinus. Dari Kota Jogja menuju ke Imogiri. Dari
Imogiri,naik aja terus ke arah Kebun Buah Mangunan. Jalannya cukup berliku-liku
dan banyak tanjakan+turunan tapi seruuuuuu... Terus aja sampai Kantor Lurah
Desa Mangunan. Nah dari situ naik lagi sekitar 20 meter (sebelum masuk kawasan
Hutan Pinus Mangunan) ke arah kiri (selatan). Ikuti saja jalan itu, sekitar 1
km sudah sampai di lokasi Sumber Bengkung.
Karena
satu paket dengan Hutan Pinus Mangunan, sayang sekali jika kamu melewatkan
objek satu ini saat berkunjung ke Mangunan :p
Tidak ada komentar:
Posting Komentar