Sabtu, 13 Juli 2013

Selalu ada yang bisa di”petik”





Belajar tak harus dengan membaca. Melihat dan mendengar pun bisa jadi sarana belajar kita. Merasakan dan menghayati sesuatu pun tak ada salahnya untuk dijadikan sarana pembelajaran. Seperti pepatah yang mengatakan ‘banyak jalan menuju roma’. Demikian pula belajar, banyak sekali cara yang dapat dilakukan untuk belajar.

Hari ini saya belajar banyak hal. Salah satunya adalah belajar menjadi public relation yang professional.  Untuk menjadi PR ternyata gampang-gampang susah. Namun, belajar dari pengalaman, ada beberapa tips yang bisa kita pakai untuk menjadi PR yang professional :
     1. Pahami bidang kerja kamu!
Kamu harus benar-benar paham dan mengerti bidang kerja kamu, posisi kamu dalam pekerjaan sebagai apa? Ya, intinya kamu mengerti siapa dirimu sendiri.

Misalnya, kamu PR dalam organisasi yang bergerak di bidang kesehatan reproduksi remaja, so at least kamu mengerti ‘apa sih kesehatan reprodksi remaja itu?’, ‘apa sih PR itu?’, ‘apa tupoksi seorang PR dalam organisasi tersebut?’. Kalau belum tahu, coba cari tahu. Jangan segan untuk Tanya atasan. Atau kalau kamu staf/anggota baru, maka jangan segan Tanya pada orang yang sudah lebih dahulu di situ (yang berpengalaman di situ). Kalau terpaksa tidak ada orang yang bisa ditanya-tanyain, tanyakan saja pada rumput yang bergoyang! Upst! Jangan!!! (just kidding ;D) cari sendiri referensi dari organisasi lain, kalau bisa yang serupa, kemudian bikin aja tupoksi baru yang bisa diadopsi dari referensi yang kamu gunakan.

Tupoksi itu bisa dijadikan batasan-batasan. Maksudanya, untuk membatasi kerja kamu. Hal-hal apa saja yang harus kamu lakukan, yang boleh kamu lakukan sampai yang tidak boleh kamu lakukan. Bisa juga dijadikan bahan penilaian kinerja. Dari tupoksi bisa ditentukan indicator pencapaian target.
     
     2. Kenali rekan kerja
Hal ini penting untuk memprediksi bagaimana kita bekerja dengan tim (rekan kerja) kita. Sebaiknya kita bisa memperlakukan orang lain sesuai dengan karakter masing-msing orang. Hal yang perlu kita sadari bersama adalah kita tidak bisa memperlakukan sama setiap orang. Setiap orang memiliki karakter masing-masing. Maka setiap orang perlu kita perlakukan sebagaimana karakter mereka masing-masing. Misalnya, kita selayaknya bertindak sabar menghadapi seseorang yang sifatnya emosional agar ketika membicarakan sesuatumenjadi tidak keruh suasananya. Namun, tindakan ‘sabar’ kita tidak harus kita lakukan pada orang yang sifatnya slow motion (baca:kerjanya super duper lambaaaaaaaaaaaaaaat). Kita sebaiknya bersikap tegas dan bersemangat di hadapan orang yang demikian agar bisa berbagi motivasi dan kerjaan cepat terselesaikan.

     3. Make a good first impression
Yak! Kesan pertama begitu menggoda… ciptakan kesan pertama yang baik pada partner kerja kamu. Terkadang kamu perlu menciptakan kesan yang membuat orang lain menghormati dan menghargai kamu sehinga setiap perkataan dan keputusan yang kamu ambil akan dipertimbangkan oleh rekan kerja (ga dianggap remeh)


#sekedar tulisan